-800x480.png)
Tantangan bagi SIT di era Kurikulum Merdeka
Prinsip tauhid di dalam Islam, menegaskan bahwa semua yang ada berasal dan atas izin Allah SWT. Dia-lah Allah SWT yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Ilmu yang dimiliki manusian sjatinya sangatlah sedikit. Konsep kekuasaan-Nya juga meliputi pemeliharaan terhadap alam yang Dia ciptakan. Konsep yang mengatakan bahwa Allah SWT lah yang mengajarkan manusia sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran. QS Al Baqarah ayat 31, yang artinya “Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!".
Belajar dari kejayaan
islam masa keemasan. Para ilmuwan mencapai pengetahuan yang spektakuler dari
ilham al Quran yang mereka baca dan mereka pahami. Sebagaimana Jabir ibnu Hayan
(ahli kimia penemu atom), Ibnu al Haitsam (penemu teori optic), Abbas bin
Firnas (penemu prototipe pesawat) dan lainnya. Hal tersebutlah yang mendasari
pemikiran pembentukan sekolah islam terpadu.
Sekolah Islam Terpadu
pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan konsep pendidikan Islam
berlandaskan AlQur’an dan As Sunnah. Konsep operasional SIT merupakan akumulasi
dari proses pembudayaan, pewarisan dan pengembangan ajaran agama Islam, budaya
dan peradaban Islam dari generasi ke generasi. Istilah “Terpadu” dalam SIT
dimaksudkan sebagai penguat (taukhid) dari Islam itu sendiri.
Maksudnya adalah Islam yang utuh menyeluruh, Integral,
bukan parsial, syumuliah bukan juz’iyah.
Hal ini menjadi semangat utama dalam gerak da’wah dibidang
pendidikan ini sebagai “perlawanan” terhadap pemahaman sekuler, dikotomi, juz’iyah
yang memisahkan ilmu pengetahuan dan ilmu agama.
Dalam aplikasinya SIT
diartikan sebagai sekolah yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan dengan memadukan
pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi satu jalinan kurikulum. Dengan
pendekatan ini, semua mata pelajaran dan semua kegiatan sekolah tidak lepas
dari bingkai ajaran dan pesan nilai Islam. Tidak ada dikotomi, tidak ada
keterpisahan, tidak ada “sekularisasi” dimana pelajaran dan semua bahasan lepas
dari nilai dan ajaran Islam, ataupun “sakralisasi” dimana Islam diajarkan
terlepas dari konteks kemaslahatan kehidupan masa kini dan masa depan.
Pelajaran umum, seperti matematika, IPA,IPS, PKN, bahasa, jasmani/kesehatan,
keterampilan dan seni budaya dibingkai dengan pijakan, pedoman dan panduan
Islam. Sementara dipelajaran agama, kurikulum diperkaya dengan pendekatan
konteks kekinian dan kemanfaatan, dan kemaslahatan. Seluru ilmu hakikatnya dari
Allah sehingga semestinya lah belajar ilmu akan mendekatkn kita kepada Allah.
Pada kurikulum 2013 yang
berfokus pada kompetensi inti, KI 1 (spiritual), KI 2 (Sosial), dan KI3
(pengetahuan), serta KI 4 (pengetahuan) maka SKL JSIT sudah lebih dari cukup.
Untuk menjadikan JSIT sebagai mitra pemerintah dalam menuju mutu pendidikan Indonesia
dalam melahirkan
generasi muda yang cerdas mulia seperti mars JSIT. K13 sudah tidak terfokus
pada pengetahuan dan keterampilan saja tapi sudah menyentuh ranah sikap social dan
spiritual.
Kurikulum pun terus
berkembang dan kita menuju pada kurikulum prototype yang berfokus pada karakter
pelajar pancasila. Berikut adalah profile pelajar pancasila dan SKL JSIT
Profil Pelajar
Pancasila |
SKL SIT |
1. Beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia 2.
Berkebinekaan
global 3.
Bergotong
royong 4.
Mandiri 5.
Bernalar
kritis 6.
Kreatif |
1. Memiliki Aqidah yang
lurus 2. Melakukan
ibadah yang benar 3. Berkepribadian
yang matang dan berakhlak mulia 4. Menjadi
pribadi yang bersungguh-sungguh, disiplin, dan mampu menahan nafsunya 5.Memiliki
kemampuan membaca, menghafal, dan memahami Al Quran dengan
baik 6. Memiliki
wawasan yang luas 7. Memiliki
keterampilan hidup |
Jika kita tela’ah,
maka penjabaran skl JSIT dan profil pelajar pancasila dalam pelaksanaannya di
lapangan memiliki beberapa kesamaan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi
sekolah islam terpadu untuk tetap menjadi mitra pemerintah dalam menjamin mutu
pendidikan Indonesia. Agar bisa bertahan dan bersaing SIT harus memiliki nilai
jual lebih. Terobosan- terobosan baru diperlukan agar SIT tetap menjadi lembaga
yang dicari dan unggul dalam segala lini, diterima masyarakat,juga tetap
bersinergi dengan kurikulum dari pemerintah. Tetap berjuang dan semangat belajar terus
guru-guru JSIT! Selain siswa yang dituntuk kreatif kita juga harus kretif dan
selalu memberikan service yang exelent dalam memberikan layanan pendidikan
untuk menuju Indonesiaku agar semakin maju.
Oleh Ima Budi Setyowati, S.Pd.SI